Minggu, 25 Mei 2008

Sabtu Malam di Galeri Cafe

Salam dari Desa Leo Kristi

Kalau ke kota esok pagi sampaikan salam rinduku
Katakan padanya padi-padi telah kembang
Ani-ani seluas padang Roda giling berputar-putar siang malam
Tapi bukan kami punya

Kalau ke kota esok pagi sampaikan salam rinduku
Katakan padanya tebu-tebu telah kembang Putih-putih seluas padang
Roda lori berputar-putar siang malam
Tapi bukan kami punya Anak-anak kini telah pandai menyanyikan gema merdeka
Nyanyi-nyanyi bersama-sama tapi bukan kami punya

Tanah pusaka, tanah yang kaya tumpah darahku Di sana kuberdiri
Di sana kumengabdi dan mati dalam cinta yang suci
Kalau ke kota esok pagi sampaikan salam rinduku
Katakan padanya nasi tumbuk telah masak Kan kutunggu sepanjang hari kita makan bersama-sama di gubuk sudut dari desa gubuk sudut dari desa

Sabtu malam di Galeri Cafe (eks restoran Venesia) di TIM, saya gak sengaja masuk kesana karena ada undangan untuk makan malam bersama teman teman. Ada group Band yang salah satu pemain dan vokalisnya saya kenal, Amir Mashabi anak petamburan. mereka menyanyikan lagu lagu barat bercampur pop Indonesia kadang juga lagu melayu lama (Mashabian.)

Sekitar jam 10 an malam datanglah Amir Husin Daulai teman lama saya semasa kuliah, dia Aktifis di Unas dan salah satu mahasiswa yang giat dalam membangun pers mahasiswa dimasa itu. Amir masuk ke restoran itu bersama rombongan sekitar 10 orang lebih.
Satu dua teman temannya ikut bernyanyi dan satu orang lagi bernama Reza naik keatas panggung membawa gitar elektrik.

Dan Reza sang pemain gitar memainkan jarinya memetik metik snar, yang lambat lambat saya mencoba mengingat lagu yang dimainkan, ya.. akhirnya saya ingat.. (Gula Galugu Suara Nelayan) salah satu lagu rakyat miliknya Leo Kristi. Agak tercengan cengang karena hampir tidak pernah saya mendengar ada orang menyanyikan lagunya Leo Kristi baik di TV swasta maupun di berbagai restoran apa lagi dimainkan dengan seapik itu,

Selesai dia bernyanyi sayapun berteriak dari belakang, meminta dia bernyanyi Salam dari Desa, gak dinyana seketika itu pula teman teman Amir Husin naik kepanggung membawa Bas ditambah dengan seorang perempuan juga, rupanya mereka adalah komunitas fans Leo Kristi dan jadilah malam itu seperti tahun 80an di Teatre Arena TIM ketika kami duduk dilantai menikmati Leo Kristi yang selalu manggung di bulan Agustus.

Kereta Tua, Gulagalugu, sampai Jabat Tangan Erat Erat Saudaraku mereka mainkan dengan apik, dan sebagian teman teman saya umumnya bertanya tanya ini lagu apa seumur umur gue gak pernah dengar kok lho hafal.?. saya senyum senyum sendiri... Bagaimana menjawabnya,? Leo Kristi memang bukan group yang lagunya diterima pasar secara luas.

Walaupun di Jaman kuliah kita miskin banget, gak kenal hal hal yang berbau kemewahan seperti mahasiswa sekarang, ternyata saya merasa lebih beruntung karena dimasa itu kita punya hiburan lain yang jauh lebih dasyat.

kalau cermin tak lagi punya arti pecahkan berkeping keping...
kita berkaca diriak gelombang.....
dan sebut satu kata AKU!!
Jabat tamangan erat erat, saudaraku saudaraku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar