Jumat, 19 Oktober 2007

Negeri Dongeng Bernama UAE

.
Saya tidak memiliki waktu lama memasuki negeri yang menjadi perhatian dunia saat ini (UAE), namun dalam beberapa cerita dari warganya yang saya temui, hampir tak ada yang tak memuji negerinya dengan sangat antusias. Kesan puas dibawah pemerintahan yang sangat memperhatikan rakyatnya sangat nampak dari cara mereka menceritakan berbagai kemudahan dan kesejahteraan yang mereka dapatkan.

Ketika memasuki airport Abu Dhabi saya tak terlalu antusias, karena tak pernah memasuki negeri Arab lainnya kecuali Saudi untuk berumroh atau Haji, juga tak pernah tidak merasa jengkel dengan petugas imigrasinya yang sangat lama dalam menangani pasport. Satu persatu diteliti terkadang seenaknya meninggalkan meja mengobrol dulu dengan temannya sementara antrian menjulur panjang, Mereka tidak perduli dengan kelelahan orang yang mengantri dan lelah berjam jam didalam pesawat. Jangan mencoba memprotes karena tindakan mereka akan lebih ekstrem lagi. Anda bisa disingkirkan dari antrian. Para Badu' Badu' itu tak pernah belajar bagaimana menangani pekerjaan dengan cepat. Selalu merasa paling benar sendiri, dan jangan heran terkadang berlaku peraturan yang keluar dari isi kepalanya sendiri. Kesombongan sebagai negeri yang dikunjungi oleh manusia berbagai penjuru dunia sangat menjadi jadi, Mereka tak pernah berfikir bahwa kalau tidak karena Mekkah dan Madinah tak akan banyak
orang mau datang kenegerinya itu.

Semua yang ada Saudi sangat menarik ada mesjid dimana ka'bah didalamnya, ada Madina dimana Rasul dimakamkan dan ada makanan dan buah buahan yang banyak sekali dan semuanya nikmat, mereka juga sangat royal dalam membangun fasilitas Haji, royal dalam bersedekah, Paling banyak memberikan bantuan terutama kepada Indonesia dibanding negara Arab lainnya. Sangat perhatian dalam masalah agama. Cuma satu yang tak menarik, yaitu sifat keras dan selalu marah tanpa alasan. Berteriak teriak pada kawannya diantara meja petugas imigrasi adalah hal yang biasa
Selalu terburu buru bila menginnginkan sesuatu, satu hal kecil saja bisa saling memaki dengan sangat kasar, namun jarang sekali yang saling pukul karena penjara "sangat terbuka lebar," dan polisi tak segan menangkap terutama orang dari luar Saudi. Agak kontradiktif, pada umumnya mereka rahim dalam soal harta, tapi pelit untuk yang namanya Akhlak kepada orang lain. Berbeda dengan kita disini sangat menjaga tatakrama, tapi pelit dalam membayar zakat :):)

Kesan pertama saya adalah pelayanan di Airport Abu Dhabi tak akan jauh berbeda dari Arab Saudi, paling tidak sama Arabnya dan sama badu'nya, akan tetapi kesan itu lenyap dan berubah menjadi kekaguman. Ada negeri Arab yang sangat modern, akhlak, bahkan melebihi kemoderenan Airport di Amerika. Saya berhadapan dengan seorang petugas perempuan yang tak percaya saya dari Indonesia... . "Khalifa...? anta ...aseli aseli Indonesia..? "
"naam" jawab saya, petugas itu masih tak percaya, dia melihat nama di pasport yang mirip dengan nama rajanya dan melihat muka saya yang tidak mungkin dari Indonesia pikirnya. Dia meminta temannya melihat pasport saya dan temannya itu berbicara padanya dalam bahasa Arab yang saya tak mengerti, lalu mencap pasport dan mengucapkan selamat datang dinegerinya. Ramah dan bersahabat yang sangat tidak mungkin anda dapatkan hal seperti ini di Airport Saudi Arabia. Lima kali saya kenegeri itu dan kata teman saya bahkan dari puluhan tahun lalu dan sampai puluhan tahun lagi Airport itu tidak berubah pelayanannya jadi jangankan baru lima kali..

Memasuki arena airport Abu Dhabi terdapat berbagai toko toko dari mulai jam, farfum dsb bahkan terdapat toko yang memajang aneka macam minuman keras.......
Ketika keluar dari Airport saya diajak mengelilingi kota Abu Dhabi lalu masuk kehotel yang bernama Emirat Palace, panjang Hotel itu 2 KM dan luas kamarnya 650 m2. Harga perkamar standarnya 30 juta rupiah dan suit room nya 150 juta rupiah, Hotel ini belum ada apa apanya dibanding Hotel Jumaira atau Borjul Arab yang berada di Dubai. Hotel termewah didunia dan hanya ada dua buah didunia hotel semacam Borjul Arab.

Dari Abu Dhabi menuju Dubai memakan waktu kira kira dua jam perjalanan, sepanjang jalan menuju Dubai terdapat puluhan atau mungkin pula ratusan gedung tinggi menjulang. Saya tak sempat menghitung tapi saya yakin ada lebih dari seratus dikanan kiri jalan Gedung yang baru sedang dibangun, dan disepanjang jalan raya terdapat fondasi untuk pembangunan monorel.

Pengantar saya bertanya berapa meter gedung paling tinggi didunia..? saya katakan 400 meter lebih berada di Malaysia dan di Toronto... lalu dia menunjukkan satu gedung yang sedang dibangun lalu mengatakan. Dubai sedang membangun gedung setinggi seribu meter dan gedung itu tampak dari kejauhan... "seribu meter..?" Pikir saya, tapi gedungnya lalu nampak didepan mata bukan katanya lagi.

Diapun bercerita warga negara disini bila ingin menikah pemerintah akan memberi pasangan itu uang sebesar 70.000 Dirham satu diharham LK Rp 2300. Gedung perkawinan gratis dan mendapat rumah dengan gratis pula, bila ingin membuat perkebunan, pemerintah memberikan tanah untuk digarap memberikan pupuk dengan gratis dan hasilnya dibeli kembali oleh pemerintah. Ada tunjangan untuk anak bahkan bila keluarga tersebut memelihara binatang maka ada tunjangan lain untuk binatang yang dipelihara.
Bila kita sakit maka rumah sakit beserta obat obatnya gratis, namun bila RS disana tak mampu menyembuhkan dan harus dikirim keluar negeri. Maka ongkos pesawat dan biaya RS termasuk biaya hotel dan biaya hidup satu orang yang menemani pasien ditanggung oleh pemerintah.

Seorang kerabat teman saya yang kebetulan menjadi warga negara disana bergelar dokter dan gajinya sebesar 40.000 dirham sebulan, lk Rp 100 jt, gaji pegawai lokal harus lebih tinggi dari gaji orang asing. dan ada kerabatnya pula baru lulus SMA memiliki kemampuan bahasa inggeris dengan bagus, maka anak itu boleh memilih kuliah dimana dia mau dengan biaya pemerintah, dan selama dua bulan kerabat yang menemani mendapat jatah $100 sehari. Anak itu memilih kuliah di Ohio. Bila orang Saudi berliburan lebih banyak ke Asia karena murah.. maka orang Dubai berliburan lebih banyak ke Eropa.

Bila ingin membeli mobil, rumah atau apartementn dengan kredit, maka semua itu akan diberikan asalkan pembayaran cicilan tidak melewati 50% dari gaji yang diterima. Tahun cicilan dapat diangsur selama 95 tahun dan bila penerima kredit meninggal dunia maka seluruh hutangnya dianggap lunas.
Harga mobil HUMMER baru di Indonesia mencapai 2 miliyar rupiah sedangkan di UEA berkisar Rp 500jt karena semua mobil bebas pajak impor.

Sebelum memasuki negeri ini saya berfikir akan melihat anak anak muda dengan kaos dan jeans dalam mobil mewah yang akan berseliweran bergaya western... ternyata tidak... Masyarakat di UAE sangat bangga dengan baju Thube nya, mirip dengan baju Saudi namun tidak berkerah, memakai gutra (surban) dan igal (ikat kepala) bukan merah kotak kotak tapi putih sebagian lagi melipatnya diatas kepala membentuk seperti topi bundar berlancip lancip diujungnya.. berkulit putih dan keren keren juga sangat percaya diri. Namun ketika bicara tak ada kesan angkuh, mereka memahami bahasa inggeris dan India, bahkan anak anak kecil bicara dengan muhtaram (akhlaq) ...Kief khalaq .... thoyib....? apa khabar apakah menyenangkan disini..? Kief Indonesia quais..? (bagaimana Indonesia Bagus..?)
Perempuannya jangan ditanya... kulitnya putih kemerahan dan matanya hitam alisnya hitam pekat, nada bicaranya... ..? pantas kalau dikatakan suara perempuan itu aurat....:): ) karena mukanya tidak ditutup maka bisa bisa kita keseleo leher kebanyakan nengok kanan kiri, teman saya berkata "kita jalurnya terbalik harusnya kemari dulu baru umroh bukan sebaliknya, agar dosanya bisa terhapus di Umroh." maklum lagi bulan puasa takut batal :):)

Negeri ini negeri sekuler, tapi jangan mengira masyarakat UAE menjadi sangat permisif tradisi Islam sangat ketat mereka junjung, perempuan aseli di UAE sangat menjaga kehormatan. Tradisi dan kemoderenan berlangsung dengan harmonis. yang nampak "murah" dijalan jalan adalah perempuan dari berbagai negeri lainnya seperti Eropa dan Asia.yang orang Dubai sendiri acuh tak acuh. Mereka tak begitu peduli melihat bule bule berpakaian seadanya di pantai Abu Dhabi. Di sepanjang jalan dipinggiran pantai terdapat taman dan rumput yang hijau merata, ini negeri padang pasir tapi hijau dimana mana..

Lepas dari Dubai saya memasuki wilayah Sarjah sebuah negeri yang juga tergabung dalam UAE, negeri kecil namun sangat cantik ada danau ditengah kota tak banyak gedung tinggi namun kotanya ditata sedemikian rupa, Raja Sarjah bangga dengan kebijakannya apa yang ada di Dubai tak akan ada disini. Di Sarjah tak terdapat minuman keras tak ada diskoteq, Namun pendatang dari India sangat banyak melebihi jumlah penduduk aseli, mereka bekerja apa saja dari mulai tukang sapu sampai penjual kartu handphne. Saya gak bisa membedakan sedang dinegeri Arab atau sedang berada di Bombay, salah satu teman seperjalanan yang "wahabi", sepanjang jalan menjadi bahan olokan karena fanatisme pada Saudi, kali ini dia punya jawaban untuk membalas.... "Ini negeri...... Negerinya Hindi (India) bukan negeri Arab." (sebagian Arab memiliki pendapat miring tentang orang India) Sama seperti orang Malaysia berpandangan tentang orang Indonesia.

Dari Sarjah kami menuju Al Ain sebuah negeri yang juga tergabung dalam UAE perjalanan memaka waktu kurang dari dua jam, jalan Tol disini sangat lebar dan kosong, kecepatan mobil bisa mencapai 200 km perjam. Namun bila jalan secepat itu dan tertangkap polisi bukan hanya SIM yang dicabut tapi mobilnyapun bisa dikandangkan dan tak dikembalikan. Hukum disini sangat ketat tak ada yang berani bermain main dengan hukum, kecuali anak anak muda yang melakukan kebut kebutan dipadang pasir....
Bila dijalan mereka membatasinya dibawah dua ratus KM agar bila tertangkap hukumannya lebih ringan.
Kalangan perempuan di negeri inipun bebas mengendarai mobil kemana mereka mau....
Ada cerita menarik: keluarga yang mengantar kami memiliki pembantu perempuan dari Indonesia, pembantu itu bisa menyetir mobil. Mengantar anak sekolah atau pergi kepasar, pembantu itu yang membawa mobil. Pada Jum'at malam teman anaknya menelfun memberi khabar "saya lagi kebut kebutan dengan Khadam (pembantu) kamu dijalan " hebatnya lagi pembantu itu bisa atraktif ikut ikutan memiringkan mobilnya, berjalan hanya dengan dua roda....
Anehnya saya tak pernah melihat polisi didalam kota.

Mereka hanya memiliki satu kartu identitas baik KTP Asuransi maupun lain lain, Administrasi penduduk yang sudah sangat modern. Tidak banyak orang gelap kecuali agen agen TKI nakal dari Indonesia yang sering membuat masalah memberangkatkan TKW tanpa ijin resmi.

Melihat fasilitas yang diberikan negara itu, akan terkesan masyarakat UEA akan manja dan pemalas... Mereka membuka toko sampai tengah malam, beberapa orang tua bercerita tentang investasi yang menguntungkan dibeberapa bidang terutama properti. Beberapa anak muda yang baru lepas kuliah saya temui sedang bersemangat membuka usaha baru, dan anak anak muda yang masih kuliah merencanakan akan melanjutkan kuliah perminyakan di Universitas tertentu yang terkenal dengan spesialis perminyakan. .. Mereka bersaing dengan berbagai bangsa yang ikut meramaikan negerinya. Saya tak memiliki data berapa yang gagal kuliah diluar negeri, tapi dari beberapa keluarga yang saya temui tak satupun anak anak mereka yang tak selesai kuliahnya baik didalam maupun diluar negeri....

Uang dari hasil minyak yang mereka dapat bukan sekedar di konsumsi tapi diputarkan kembali untuk menjadikan UAE (Dubai) sebagai pusat perdagangan dunia.

Almarhum Syaikh Khalifah Zayed AL nahyan Raja Abu Dabhi sekaligus pemimpin UAE, memiliki kegemaran membantu orang, dia gemar membuat pekerjaan yang di cari cari, pekerjaan yang bukan untuk kepentingannya tapi sekedar membantu orang luar mendapat pekerjaan. Salah satunya dia memelihara 2000 ekor onta lalu dikeperjakan 300 orang untuk merawat onta onta tersebut. Setelah meninggal Syaikh Zayed, onta onta itu diberikan kepada rakyat karena memang tak ada manfaat. Raja yang rahim ini sangat dicintai rakyatnya, anak anak sekolah sewaktu beliau hidup sering bernyanyi sambil mendoakan "ya thowil umrokh syaikh Zayed" (semoga panjang umur wahai syakh Zayed)
Ada ungkapan: rakyat Abu Dhabi mau patungan sebagian umurnya untuk diberikan pada syaikh Zayed agar berumur panjang.
Dari Al Ain ke Abu Dhabi terdapat tanah yang dikurung ratusan meter panjangnya, saya bertanya itu tempat apa.? Teman saya menerangkan, Itu tempat berkumpulnya anak yatim. Syaikh Zayed mengumpulkan anak Yatim dari berbagai negara Arab, dan karena dia takut anak anak itu tidak dirawat oleh negara setelah dia wafat, maka Syaikh Zayed mengatas namakan sebagai bapak dari anak anak itu, agar negara tetap menjamin kehidupan para anak anak yatim itu dan dijadikan resmi sebagi keputusan negara, mereka disekolahkan dan diberi pekerjaan setelah selesai sekolah.

Ada banyak cerita tentang kebaikan Syaikh Zayed yang diungkapkan oleh rakyatnya, tentang orang India yang melompat kemobilnya atau hadiah kepada orang yang ditemui dijalan, hadiah yang paling diharapkan bagi pendatang adalah Warga Negara.

Pertanyaan yang terbentang dikepala saya, dimanakah letak syariat Islam berada.....? di Arab Saudikah yang benderanya bersimbol lafat Allah dengan berbagai hukumnya dan polisi syariah (mutawa) atau di UEA yang jelas jelas negara sekuler..... ?

Senin, 15 Oktober 2007

Malam 27 Ramadhan di Tengah Jutaan Umat Islam

Saya tak bisa memahami logika pemerintah Arab Saudi, wilayah masjidil Haram sudah sangat terbatas, kepadatan manusia sudah tidak memenuhi daya tampung kapasitas Masjid maupun halamannya. Dulu sekali saya percaya pernyataan seorang teman bahwa hotel hotel di seputar Haram akan digusur untuk perluasan Masjid dan dipindahkan jauh kebelakang. Umroh terakhir saya tahun 2003 dan tahun ini walaupun agak mendadak dan tidak ada rencana sama sekali saya berkesempatan kembali mengunjungi pusatnya pusat dunia ciptaan Allah SWT, Mekah Almukaramah. Dan ternyata hotel hotel yang katanya akan digusur tersebut ternyata bukan digusur namun malah bertambah banyak setelah Hotel DAR ATTAUHID (Inter Continental) selesai pembangunannya. Kini disamping Hotel HiILTON, Bin Laden Membangun hotel yang sangat besar, mewah dan sangat tinggi. Disamping Mal dan Apartement yang sedang dibangun Bin Laden tersebut, juga sedang digarap hotel miliknya Walid Bin Talal....(Konglemer at Arab Saudi pemilik Citi Bank.)
Persis disamping halaman dekat tempat Sya'i berdiri megah tiga apartement milik raja.

Umroh disepeluh hari terakhir ramadhan adalah puncak puncaknya kepadatan manusia jauh lebih padat dibanding musim haji, bila dimusim haji umat islam datang ke Mekah bertawaf dan sya'i lalu pergi lagi, ada yang ke Madina ada yang ke Mina namun di akhir bulan Ramadhan baik penduduk Arab saudi dari Jeddah, Riyad, Damam, Taif dll, Maupun dari negara2 lainnya datang ke Mekah dan tak keluar dari wilayah itu sampai waktunya mereka pulang... Jadilah jutaan manusia berpakaian putih pada umumnya memenuhi segenap penjuru Masjid. Pembangunan hotel hotel yang berdempet dengan halaman Masjid tersebut sebenarnya mengambil hak umat islam untuk beribadah dgn baik... Di setiap waktu sholat para jamaah bukan hanya didalam masjid atau dihalaman Masjid bahkan dijalan raya maupun didalam lobbi hotel yang dipakai untuk shalat. kita kesulitan mendapatkan tempat... Bila di Jakarta diakhir akhir ramadhan Masjid sangat longgar maka Mekkah di hari hari akhir Ramadhan mencari kapling untuk satu sajadah sulit sekali terutama bila kita datang agak terlambat. Pak Quraish di masa lalu sering menyindir kami dengan mengatakan "rombongan Adzan" bila adzan terdengar baru kami turun dan berdesakan dipintu lift hotel.

Malam malam ganjil yang dipercaya turunnya lailatul qadar menambah daya semangat umat muslim untuk berada dilingkungan tanah yang disucikan ini... Dari mulai sore kemacetan dijalan jalan menuju mekkah sudah sangat parah jauh lebih cepat perjalanan dari Jeddah ke Mekkah lebih dari 100 KM ketimbang dari Aziziah ke Haram yang cuma bejarak 3 KM.

Menjelang sholat Magrib jalan raya diseputar Mekkah tertutup oleh lautan manusia menjelang Isya dan taraweh jalan masuk ke Masjidpun sudah tertutup oleh syaf syaf jamaah yang mengitari halaman dengan sangat padatnya. Polisi Saudi yang biasanya mudah membubarkan jamaah yang menghalangi jalan masuk kedalam masjid, kali ini tak mampu lagi memberi ruas jalan untuk manusia lewat...Dan ketika jam menunjukkan pukul dua belas malam seluruh jamaah sudah memenuhi jalan jalan raya untuk mengikuti sholat malam.... Ini Malam ganjil malam 27 Ramadhan Seluruh salurah TV dari mulai Abu Dhabi, Sarjah, Kuwait, Al Alam, Syiria Yemen Libia dan TV Saudi... seluruhnya menghadirkan tokoh ulama dari mulai siang hari memberi ceramah keutamaan malam malam tersebut... Istri saya menelpun dari Jakarta dan mengirim SMS berpesan untuk tidak keluar dari masjid sampai shalat malam selesai... (persoalannya jam 12 malam kami masih mengobrol di kamar hotel yang berjarak 500m dari Masjid...:): ) budaya melayu maunya nyantai tapi inginnya dapat tempat "VIP" dekat dengan Ka'bah..:):) .

Dengan segala upaya kami berhasil naik ketingkat tiga lantai paling atas yang terbuka luas beratapkan langit, dari atas sini nampaklah dibawah sana ribuan manusia sedang bertawaf mengelilingi Ka'bah. Seluruh tempat terisi manusia hampir tak ada celah secuilpun untuk bisa duduk, dari sore hari mereka sudah datang mengisi ruas ruas dalam masjid mengaji dan berzhikir menanti saatnya shalat malam. Kami berdiri disekitar pagar pengaman menunggu datangnya waktu shalat dan berharap dapat menyelipkan badan ditengah manusia yang sudah mulai berdiri menjelang shalat malam di laksanakan.

Tepat jam satu malam sholat Tahajud dimulai... diawali oleh Shurem sebagai Imam dan sampai rakaat keenam digantikan Oleh Imam Legendaris yang memang Masya Allah. Orang ini hampir tidak pernah salah dalam membaca ayat ataupun lupa....Sudesh memimpin Sholat sampai rokaat terakhir, dan diakhir sholat witir diapun melantunkan doa Qunut yang saya kira hanya setan saja yang tidak menagis mendengar doa yang panjangnya lebih kurang 20 menit itu.

Allah Humma Innaka afunn tuhibbul afwa fa'fuanna... ya..karimmm
Ila Hana.... Ila Hana.... Ya Allah jadikanlahlah asmaMu menjadi kata akhir penutup hidupku.... Ila Hana... Ila Hana.....

Bayangkan saja sendiri... ditengah jutaan manusia yang mengadahkan tangan memohon rahmatNya kita mendengar lengkingan dan isakan suara Sudesh melantunkan doa semacam itu.