Sabtu, 23 Agustus 2008

Sebuah Majlas di Yahoo Messenger

Sebuah Majlas di Yahoo Messenger

Beberapa minggu ini hampir setiap hari saya terlibat diskusi dengan banyak orang, mayoritas pesertanya adalah jamaah yang umumnya dari Jawa Timur. Dan hampir mayoritasnya pula saya tak pernah mengenal nama maupun wajah. Bahkan tak punya kaitan masa lalu baik dalam pertemanan maupun kekerabatan. Hanya sebuah kebetulan yang tak disengaja yang kemudian berlanjut menjadi "Majlas" jamaah dalam ruang berlatar tekhnologi.
Masing masingnya tak perlu keluar rumah, tak perlu ada tuan rumah yang yang harus menyajikan kopi, teh maupun makanan kecil lainnya. Karena semua bermajlas dari rumahnya masing masing yang bertemu melalui ID atau alamat email yang berserver Yahoo.

Ada banyak hal positif karena "Majlas" ini berbasis tekhnologi internet yang biayanya relatif murah dibanding berhubungan melalui telepon yang pesertanyapun sangat terbatas, majlas ini bisa mengikutsertakan lebih dari 10 orang bahkan bisa jauh diatasnya.
Pesertanya dari berbagai kota kota didunia ada yang di Amsterdam, Newyork, Sidney, Riyadh, Tokyo dan dari berbagai belahan didunia lainnya.

Banyak hal didiskusikan dalam Majlas ini, dari ekonomi, politik, sejarah, dan tentu saja agama, perkembangan Al Irsyadpun menjadi topik yang cukup mendominasi isue isue aktual dalam pertemuan yaang hanya mengandalkan kejernihan suara melalui head set komputer.

Tekhnologi telah mempersempit jarak komunikasi dalam arti sebenarnya, tak lagi dipisahkan batas batas geografis, dan kedekatan tak lagi dibangun melalui pertemuan phisik.

Dari majlas ini terkesan bahwa sebagian besar para jamaah itu telah menjadi masyarakat Internasional dalam arti tak lagi memikirkan untuk tinggal atau balik kembali untuk menetap di tanah Air. Kesan puas pada pekerjaan dan penggahargaan pada kemanusiaan masing masing individu dalam menjalani kehidupan, terutama yang menetap dari negara Australi, Amerika dan beberapa negara Eropa pada umumnya, yang seringkali kita persempit dengan satu kata " Barat" sangat nampak dan terekspresi dalam bercerita tentang kota dan pekerjaannya. Pepatah yang menyatakan walau hujan emas dinegeri orang dan hujan batu dinegeri sendiri tetap lebih enak tingal dinegeri sendiri. Menjadi pepatah kuno yang tak lagi memiliki kekuatan empiris hanya slogan kosong yang tak banyak memiliki arti.

Sebuah room di Yahoo messenger telah menutup sebuah kekosongan budaya, kebiasaan bermajlas yang telah berurat berakar dalam kultrur jamaah bisa tetap berlangsung melalui tekhnologi ini. Walaupun tidak lagi bertempat tinggal dalam satu wilayah.

Saya tak tahu masing masing dari anggota majlas itu sekolah dimana dan bergelar apa, namun dalam berbagai diskusi yang saya ikuti. Sebagian besar memiliki ketajaman intelektual dan memiliki banyak referensi, berbeda dalam berbagai majlas jamaah pada umumnya yang biasanya memiliki penyakit kronis berupa "ASMA" (Asal Mangap). Dalam room ini harus ekstra hati hati karena sedikit saja salah dalam memberi argument, maka argumentasi yang jauh lebih kuat akan segera muncul mematahkan argumentasi lainnya yang lemah yang tanpa memiliki kekuatan referensi. Karena tanpa memerlukan adanya kehadiran secara fisik maka ungkapan ungkapan seringkali bersifat lugas. Dikarenakan kita tak pernah tahu ekspresi lawan bicara apakah merah padam atau wajar wajar saja.

Ada satu kelemahan dari "majlas" yang berpola seperti ini, sebahagian kecil tidak memiliki "kejujuran" untuk tampil dengan apa adanya dalam arti memberi identitas diri yang jelas. Kesan Yahoo adalah tempat berharat marat seolah menjadi pembenaran untuk "mengelabui" orang lain agar tak tahu siapa dia sebenarnya kecuali sepotong alamat ID yang tak bersangkut paut dengan identitas yang genuin dan namapun seringkali diganti dengan nama lain yang bukan nama sebenarnya

Saya memiliki kebiasaan dalam setiap diskusi dalam berbagai milis yang saya ikuti, tak mau melayani bantahan seseorang yang hanya menyertakan alamat email yang seringkali bukan namanya, demikian pula dalam menjawab PM yang datang ke ID saya. Selalunya terlebih dahulu meminta pengirim PM untuk memberi idetitas yang jelas.
Karena dimanapun kita berada baik di alam maya maupun dialam nyata, kejujuran adalah hal yang utama terlebih identitas diri kita sendiri. Karena hidup dalam ruang gelap yang menjadi abu-abu bagi orang lain tidaklah menyenangkan. Terutama untuk saya pribadi.