Selasa, 24 Juni 2008

Mengisi Warung 7. (Gita Cinta dari SMA )

Saya mendapat album CD Crisye berjudul Trilogi dari 01 s/d 03. Isinya seluruh album Crisye dari Sabda Alam sampai Albumnya tahun 2004 ada disitu. Terdapat puluhan CD didalamnya yang dibuat persis seperti album album lamanya. Tentu saja didalam album Trillogi itu terdapat Album yang berjudul Puspa Indah.
Buat saya kumpulan lagu dialbum Puspa Indah memiliki daya tarik tersendiri karena album itu dibuat tahun1979 ketika kita masih kelas dua SMA.

Puspa Indah di buat untuk menjadi Sound Trakc Film Gita Cinta Dari SMA, sebuah film yang dibintangi oleh Rano Karno dan Yessi Gusman. Di angkat dari Cerita Bersambung di majalah Gadis yang di tulis oleh Edi D Iskandar. Dari sisi penulisan cerber itu biasa saja bahkan terlalu "melankolis" , bukan cerita yang memiliki nilai sastra atau jalinan cerita yang memiliki kekuatan dialog. Bahkan kalau dibandingkan dengan penulis masa itu Marga T (Badai Pasti Berlalu) dan Ashadi Siregar. (Cintaku di kampus Biru, Kugapai Cintamu,dan Terminal Cinta Terakhir) maka novel novel yang di tulis oleh Edi D Iskandar belum sekualitas dua orang yang saya sebutkan diatas.

Akan tetapi Edi D Iskandar memiliki daya tarik tersendiri karena Cerber dan Novel Novelnya lahir di jaman kita dan laris di pasaran pada saat itu. Paling tidak Gita Cinta Dari SMA dan Puspa Indah Taman Hati telah turut mewarnai kehidupan anak SMA di akhir tahun 70an.

Ketika saya membuka isinya satu persatu, maka CD album Puspa Indah yang saya pilih lebih dahulu walaupun saya tahu bahwa penggarapan Musik di Album Sabda Alam dan Badai Pasti Berlalu jauh lebih bagus.

Ada rekaman jejak sejarah di album itu, yang coba saya tarik kembali untuk hadir dalam perjalanan saya dari tempat mendapat album itu menuju kantor.

Saya tidak terlalu ingat dengan siapa saja saya menonton film Gita Cinta Dari SMA sepulang dari sekolah. kalau gak salah hari sabtu, kita nonton ramai ramai dan yang mengajak saya untuk ikut nonton namanya Heni anak Ipa/ips yang rumahnya di Cijantung.

Filmnya main jam dua siang di bioskop President, film ini begitu larisnya hingga beberapa anak dari sekolah lain meniru tokoh di film itu, (kesekolah dengan naik sepeda.)

Galih dan Ratna adalah tokoh fiksi yang di ceritakan memiliki hubungan asmara namun mendapat tantangan dari orang tua Ratna (Yessi Gusman), ada kesedihan di ending cerita dalam film itu ketika Galih mengejar Ratna di stasiun dan kereta sudah melaju menuju Jogja.

Ketika bubaran saya tak bersikap apapun dan lebih memilih diam ketika sejumlah teman laki lainnya meledek teman perempuan disebabkan matanya yang memerah.
Ketika meloncat ke Bis untuk pulang saya cuma mengucapkan terimakasih pada Heni yang sudah mengajak saya gabung untuk melihat film itu. Dan dia masih sibuk memainkan sapu tangannya yang agak sedikit basah.

Rekaman sejarah menarik jarak puluhan tahun itu untuk hadir kembali dalam bayangan dan menarik sejumlah rangkaian lainnya yang lepas-lepas, akan tetapi tak membuat kehilangan substansi. Rangkain rangkaian itu menjelma menjadi satu pijakan bahwa kehidupan berjalan dengan alamnya sendiri sendiri tapi tak terlepas dari satu kesatuan utuh. Setiap teman disini memiliki memori sendiri tentang masa itu, dan perjalanan setelahnya menjadikan kita dalam posisi seperti saat ini. Baik dengan keterpaksaan atau memang yang di cita citakan.

Akan tetapi apapun posisi kita sekarang ini paling tidak kita memiliki sejarah yang penuh warna, warna itu selalu cerah secerah langit di SMA 7. karena selalunya ada senyum hangat dari teman teman yang tak pernah melupakan apa yang dinamakan sahabat.

Mekar bersemi untaian kasih... jumpa cinta pertama...
telah tertanam rindu dendam...semakin dalam semakin kelam..
indah cinta berakhir duka...mengalun sunyi di buai mimpi...
masa remaja punahlah sudah..menjauh dari angan merapuh...
kini kucari celah bahagia....
(Gita Cinta, Guruh Soekarno)

Sabtu, 21 Juni 2008

Sogo Jongkok Di Seputaran Mekkah

Sogo Jongkok di Seputaran Mekah.



Di Daerah Tanah Abang setiap hari Minggu di pinggiran jalan depan pasar Tanah Abang banyak pedagang kaki lima yang khusus berjualan disana di setiap hari minggu, dari mulai barang rumah tangga sampai mainan anak-anak.



Saya gak tahu kegiatan ini masih berlangsung atau tidak akan tetapi pasar ini sempat dinamakan Sogo Jongkok dan cukup familiar dikalangan ibu rumah tangga.



Kegiatan pasar seperti itu tidak hanya ada di Tanah Abang tapi juga di seputaran Mekkah terutama dijalan menuju Masjid disamping Hotel Hilton.

Asyiknya berbelanja disini bukanlah barang barangnya namun para penjualnya. Ketika seorang teman bertanya harga barang dalam bahasa Arab, “kam haza.?” Maka pedagang itu menjawab “ Sepoloh real “ kata pedagang itu , “ini bagous” tambah pedagang itu lagi.

Hampir tak ada pedagang di seputaran mekkah baik yang di jalan maupun di toko yang tidak faham bahasa Indonesia khususnya dalam hal harga barang.



Beberapa tahun lalu terdapat pasar yang sangat terkenal di Mekkah dinamakan Pasar Seng, saking familiarnya beberapa penduduk Mekkah juga mengganti nama pasar itu dengan sebutan Pasar Seng mengikuti dengan sebutan masyarakat Indonesia. Pasar itu saat ini sudah dibongkar untuk dijadikan perluasan halaman Masjid, bukan hanya pasar yang dibongkar, namun hotel hotel yang didekatnya pun sudah rata dengan tanah, Sopsitel, juga Sheraton sudah tinggal kenangan.. Areal Masjid diperluas sampai kejalan raya yang nantinya akan disediakan monorel untuk menuju Masjid. Saya sangat apresiate dengan langkah pemerintah Saudi ini. Insya Allah di bulan puasa dan dimusim Haji mendatang, saya kira paling cepat tahun depan, kita tak perlu berdesakan untuk sholat di areal Masjid.



Pasar Seng sangat terkenal sebagai arena belanja barang barang murah berupa tasbeh, topi haji, jam, kurma,sajadah, abaya dsbnya. Para pedagang di pasar seng maupun di kaki lima seputaran Haram, memanfaatkan musim umroh maupun musim haji untuk menjual dagangan mereka. Anehnya saya tak menjumpai satupun penduduk Saudi yang berdagang disitu, umunya para pedagang adalah dari luar negeri yang sudah mukim disana, seperti Ethopia, Mesir, Yaman, Bangladesh juga dari Indonesia.



Beberapa kawan sering kecele ketika menanyakan harga barang atau ketika meminta konci kamar hotel. seorang teman yang meminta konci kamar hotel dalam bahasa arab yang terbalik balik, pegawai hotel ini malah bertanya dalam bahasa Indonesia. “kamar nomor 512 ? Tanya pegawai itu..? “naam” jawab teman saya “oh sudah diambil teman kamoe.” Terang si petugas hotel lagi dalam bahasa Indonesia.



Umumnya mereka faham bahasa Indonesia, dan juga sangat suka dengan orang Indonesia karena relatif mudah diatur, royal dalam berbelanja, juga jarang membuat masalah. Berbeda dengan masarakat dari negeri tertentu yang hampir menjadi mayoritas pekerja disana, yang sering kali membuat masalah. Beberapa waktu lalu 5 orang diantaranya di hukum gantung karena memperkosa kemudian membunuh korban yang diperkosanya.



Akan tetapi saya mungkin termasuk yang susah “diatur”. Beberapa tahun lalu saya ribut dan marah dengan polisi Saudi yang bertugas di areal Masjid, kekasaran mereka dalam mengusir orang yang sedang Sholat membuat saya naik pitam. Ketika sajadah saya diambil dengan cara yang menurut saya agak kasar, maka saya membalasnya dengan menarik dari tangan polisi itu dengan menghentak sajadah dari tangannya,



Merasa sebagai orang Saudi. Polisi itu tak senang hati saya pun balas berhadapan dan saling menunjuk,. Kami bicara dalam bahasa yang sama sama tidak kita fahami, buat saya yang penting dia tahu saya marah, dia mau mengerti atau tidak udah gak urusan. Seketika itu pula seorang komandannya menghampiri sambil menyabarkan dan berkata “ sobri sobri ya haj” (sabar sabar ya haji.) Saya masih tak senang hati dan menunjuk nunjuk muka polisi tadi itu, komandannya itu bertanya pada saya “dari mana kamu, ? “sayapun menjawab dengan nada tinggi. “ Indonesia !!!”, Sebagai orang Indonesia sering kali kita pasang kuda kuda lebih dulu kepada orang lain, karena terlalu sering Indonesia dianggap negeri terbelakang atau diremehkan, baik di Jepang maupun Amerika bahkan Malaysiapun ikut2an bersikap seperti itu. Dan Komandannya itu berkata sambil tersenyum. “La, la, Anta mus min Indonesia ” (tidak, tidak, kamu bukan Indonesia) saya tak faham lagi pembicaraan komandan polisi setelahnya. Namun teman saya yang faham bahasa Arab mengartikan “kamu bukan Indonesia, gak ada orang Indonesia pemarah seperti kamu..” kata sang komandan, Saya gak jadi marah tapi ketawa sendiri akhirnya.



Dan memang sering kali kita salah faham dengan polisi disana karena tempat yang penuh sering kali kita sholat di jalan yang menghalangi jalan masuk ke Masjid.

Cara mereka memang menurut kita disini agak kasar, tapi teman saya menjelaskan kalau polisi disini bekerja seperti cara polisi di Indonesia akan seperti apa kejadiannya. Ada jutaan orang dan umunya tak bisa diatur, “Badu’ badu’ itu harus dihadapi dengan cara Badu’ pula’” kata teman saya dan saya cuma diam merasa saya juga seperti Badu’i akhirnya. :-):-)



Para pedagang kaki lima terkadang bukan hanya dari Asia maupun Afrika tapi juga dari Eropa Timur, atau Palestine, Seorang teman beberapa tahun lalu bersama sama dalam satu rombongan. Saya heran kenapa dia rajin bulak balik ke pedagang kaki lima dibelakang Dar El tauhid Intercon, ketika sekali waktu saya mengikutinya. Ternyata…..?? ??? Pedagangnya itu..... Masya Allah berhitung mancung bermata biru berkulit putih kemerah merahan, super super cantikkkk. Pantassssss dia rajin bulak balik

Menikmati Tawaf

Ada kesalahan yang selalu berulang ulang dilakukan oleh orang yang berumroh maupun ber haji, Kesalahan itu adalah terburu buru sewaktu melakasanakan tawaf. Anehnya tergesa gesa dalam bertawaf yang dilakukan itu tidak menghasilkan apapun, sebaliknya malah mengesalkan orang lain, tabrak sana tabrak sini. Setelah selesai tak ada yang dituju melainkan hanya sholat didalam Masjid atau meneruskan dengan melaksanakan Sya'i.
Padahal kita tidak dalam posisi di kejar-kejar waktu, lain halnya bila kita berada di jakarta atau terlibat dalam sebuah pekerjaan. Umumnya orang yang datang hanya khusus untuk beribadah jadi mengapa harus terburu buru.

Awal pertama tama saya juga termasuk yang melakukan tawaf seperti itu, selalu terburu buru yang membuat kita tidak konsen dalam berdoa bahkan kehilangan kenikmatannya.
Dalam tawaf banyak pemandangan yang menyejukkan hati bila saja kita mau sedikit saja memperhatikan di sekeliling kita.

Saya melihat seorang tua yang kakinya lumpuh dia bertawaf dengan menarik tubuhnya dengan tangannya padahal banyak kursi roda disediakan, namun dia ingin melakukan dengan tenaganya sendiri dalam berjalan mengelilingi Ka'bah. Saya melihat sebuah pelajaran kesabaran dalam ketaatan beribadah.

Tak lama kemudian seorang anak tersenyum gembira diatas pundak seorang bapak mengucapkan dengan lidah yang masih pelo mengikuti seruan takbir yang dilakukan oleh ayah dan ibunya. Sebuah pendidikan tauhid dari semasa kecil nampak disitu.

Seorang anak perempuan cantik berjalan membacakan sebuah kitab berisi doa dan zhikir, tangan kanannya, menuntun sang ayah yang mulai renta. Seorang bapak yang berbahagia dan seorang anak perempuan sholehah menuntunnya dengan sabar.

Kemudian tiga orang berbadan besar berkulit hitam berjalan bergandengan tangan dengan cepat cepat tak mau saling melepas, menerobos orang orang yang didepannya, sebuah nafsu berbadah yang hanya merugikan orang lain. Sebuah pelajaran tentang egoisme.

Seorang anak lelaki mendorong kursi roda yang ditumpangi oleh ibunya, seolah tak ada beban dia gembira bisa melayani ibunya dalam beribadah. sebuah pelajaran tentang menjadi waladun Sholeh.
Saya melihat sekian puluh orang beradu kuat untuk mencium hajarul aswat, nafsu beribadah berubah menjadi saling dorong dan adu kekuatan, sebuah pelajaran tentang "kebodohan".

Saya berjalan perlahan lahan saja, berdoa dan berzhikir sambil menikmati semua pemandangan didalamnya. Semua merupakan pelajaran tentang etika, adab, cinta, kepatuhan bahkan egoisme.

Semua yang tergambar disitu seperti potongan potongan hidup yang mencerminkan diri kita sendiri dalam berbagai sifat keburukan maupun kebaikan.

Kamis, 19 Juni 2008

Alhamdulillah Umat Islam Masih Ada.

Siang tadi saya berbincang bincang dengan seseorang yang sederhana yang tak banyak berfikir neko neko, baginya tugas urtamanya adalah ber "ibadah" dengan bekerja apa saja untuk membiayai hidupnya dan kedua orang tua yang menjadi tanggung jawabnya.



Pagi, Rabu 19 Juni, dia meninggalkan semua tugas "ibadah"nya, menawarkan mobil bekas, berdagang madu, makelar rumah semua kerja serabutannya yang tiap hari digeluti ditinggalkan, dia lebih memilih Demo di Monas.



Dengan motor bebeknya dari Ujung Jakarta, pagi pagi sekali dia menyiapkan diri untuk menyatu bersama umat Islam dari berbagai majelis ta'lim.



Ditengah ribuan manusia dia menelfun dengan gembira dan mengabarkan dengan nada seperti baru dapat komisi besar.. "Alhamdulullah.. Alhamdulillah... Umat Islam Masih Ada." Saya tak begitu faham awalnya namun akhirnya saya mengerti, selama ini dia cuma melihat berita dari TV dan media lainnya mengenai Ahmadiyah.



Kali ini dia melihat secara langsung ribuan manusia di Monas yang masih mencintai Rasul dan Agamanya. Dia bergetar melihat dr muda yang ganteng yang telah berjihad diberbagai medan perang bersama Mer C, ketika dr Joserizal Jurnalis ber orasi ditengah massa.



"Alhamdulillah Umat Islam Masih Ada."

Saya tersenyum tapi juga merenung dengan pernyataan orang itu.

Pagi tadi saya lebih memilih tidur setelah bergadang sampai subuh, melihat Perancis digunduli Italia 2-0. Astagfirullah hal Azim.....

Senin, 16 Juni 2008

Sebuah Kampanye Yang Gagal

Minggu 1 Juni siang hari saya mendapat khabar Apel Akbar AKBB rusuh mereka diserbu oleh massa FPI. Saya langsung terfikir kali ini habislah FPI, Front Pembela Islam itu masuk dalam perangkap, mereka telah di provokasi terus menerus sampai akhirnya terjadi bentrokan dan minggu 1 Juni itu adalah puncak dari berbagai provokasi terhadap mereka.



Malamnya seluruh stasiun berita TV menyiarkan aksi brutal yang dilakukan oleh Massa FPI. Berbagai hujatan bermunculan terutama dari tokoh tokoh pro prluralis, bahkan beberapa sms masuk ke HP saya dengan jelas menuding Habib Rizieq dalang dari semua kejadian itu.



Besoknya saya sudah tak bisa mengikuti berita lagi terkecuali hanya dari sms yang terus menerus memberi khabar, seorang teman saya yang pernah jadi anggota FPI masuk dalam DPO. Agak aneh juga berita itu..? Bang Ical (Faisal Motik) dll juga rajin mengirim berita mengenai kegiatan banser NU dan Garda Bangsa yang membuat latihan perang untuk menyerang markas FPI di Jakarta.



Tokoh tokoh anti kekerasan anti monopoli kebenaran menjunjung tinggi kebebasan, rajin memberi kuliah tentang keberadaban, etika, kebebasan berkeyakinan, toleransi beragama dsbnya. Umat Islam mendapat kuliah gratis setiap hari setiap saat baik melalui media koran maupun media TV tanpa lupa diakhirnya dengan embel embel bubarkan FPI.

Semua sms yang masuk itu terbaca sikap umat islam "tradisional" menjadi ambigu satu sisi tak suka Ahmadiyah satu sisi lainnya kekerasan FPI juga menjadi tamparan tersendiri.



Komunitas Arab ribut terutama karena komentarnya Syafii Maarif yang bernada rasis di koran Sinar Harapan, saya juga gak jelas apa maksud Syafii Maarif itu apa hubungan Arab dengan FPI, termasuk teman saya yang baik hati selalu bertutur lemah lembut dan ahli dalam pemikiran Kunto Widjoyo bernama AE Priyono, juga membawa bawa Arab dalam persoalan FPI itu, Munarman yang jelas terlibat dan ada di Monas apakah ada hubungan dengan asal daerahnya.? Kali ini para orang pintar itu teperosok dalam kemarahan yang tak terkontrol.

Mansyur Alkatiri mengirim sms keluar dari milis akibat postingnya AE Priyono itu.



Semua teman seperjalanan mendapat sms dari keluarga dan teman temannya mengenai situasi Jakarta mengenai kasus insiden Monas. Setiap acara makan bersama setelah selesai sholat dari Masjid, tak lain saling memberi khabar terbaru dan diskusinya adalah situasi terkini dari tanah air..

Berita kemudian datang,markas FPI dikepung sekian ratus polisi untuk menangkap anggota Laskar Pembela Islam yang terlibat insiden Monas.



Kesimpulan kami bersama ketika itu FPI habis sudah dan Ahmadiyah akan menjadi organisasi yang dilindungi memiliki kebebasan yang sama dengan oraginisasi lainnya.

Beberapa hari kemudian muncul sms akan ada demo untuk membubarkan ahmadiyah.

Demo yang tak dirancang dengan baik itu asalnya pun cuma dari segelintir anak anak muda di Pekojan dan Pedati, Saya tak yakin demo itu akan besar karena Partai Islam yang memiliki basis massa dan terbiasa turun kejalan tak memberi respon, terlebih tak lama kemudian dua orang nama Habib yang disebut dalam sms menyatakan tak tahu menahu dengan sms itu.



Sabtu pagi seorang teman memberi berita telah ada kesepakatan diantara Kiayi dan Habaib di Jakarta diantarnya Kiayi Abdul Rosyid Abdullah Syafii dll, untuk menggelar Demo di hari Senin, dan sms ajakan demo itupun berseliweran terforward kesekian ribu orang, saya sendiri mendapat sms yang sama sebanyak 10 kali lebih. Anehnya teman teman yang selama ini cenderung "kiri" ikut2an mengirim sms dan mau ikut turun dihari senin itu. Inti demo meminta pemerintah membubarkan Ahmadiyah.

Senin siang sehabis ziarah dimaqam Rasul, saya membuka HP langsung ada beberapa sms yang masuk memberitakan Jalan Sudirman Macet total depan Istana dipenuhi oleh masyarakat berpeci dan berkoko.



Taka lama kemudian seorang teman yang sudah berangkat dari Madinah ke Riyad menelfun sambil berteriak "Allah Hu Akbar Ahmadiyah telah dibubarkan." Dia mendapat berita dari anggota MER C Jogja. Lalu SMS masuk juga kesaya berisi ketidak puasan atas keputusan SKB baik dari kubu pendukung Ahmadiyah maupun kubu yang anti Ahmadiyah dengan alasan yang berbeda.



Sesampainya di Jakarta saya membuka seluruh halaman koran beberapa hari kebelakang dan berita berita televisi yang telah lewat berhari hari kemarin melalui internet. Luar biasa dasyatnya kampanye anti FPI itu, bahkan program Delik di RCTI tadi malam pun masih memberitakan dengan sangat miring mengenai FPI dan tingkah lakunya yang mencerminkan kekerasan.



Pagi ini saya jalan menuju kantor melewati matraman, Jatinegara dan condet disepanjang jalan banyak terpampang spanduk berisi meminta Ahmadiyah dibubarkan dan dukungan terhadap FPI. Beberpa anak muda sebelumnya beberapa hari lalu juga menelfun akan mendirikan ranting FPI didaerahnya.



Anehnya lagi semua polling media mengenai pembubaran FPI berakhir dengan hasil terbalik dari yang di kampanyekan, Dukungan untuk FPI tidak dibubarkan jauh lebih tinggi prosentasenya dibanding yang meminta dibubarkan.



Saya tidak mampu menjelaskan para ahli sosiologi lah yang mungkin bisa menjelaskan mengapa kampanye media kali ini gagal dalam membangun opini masyarakat dan membawa kepada apa yang mereka inginkan. Jauh sekali hasilnya dibanding ketika kasus Inul mucul kepermukaan.



Bagi saya pribadi kekerasan LPI adalah satu hal dan pembubaran Ahmadiyah adalah hal lainnya lagi. dan kalau ditanya apa sikap saya pada kekerasan itu Jelas saya tidak menyetujuinya. Namun bila ditanya apakah Ahmadiyah patut dibubarkan maka sikap saya tegas saja. AHMADIYAH HARUS dan WAJIB DIBUBARKAN. Ahmadiyah bukan kasus beda tafsir agama. AHMADIYAH ADALAH PENISTAAN TERHADAP AGAMA.!!!!

Senin, 09 Juni 2008

Salam Dari Madinah

ya habib.... salam alaika... ya nabi salam alaika... Ya
Rasul.... salam Alaika....shalawatu llah alaika....

Ada yang tak bisa dijelaskan bila memasuki kota ini kota yg
memiliki sejuta keajaiban sejarah.. terasa nyaman.. terasa
tenang, tapi entah kenapa selalunya saja tidak membangun
keriangan, tapi memecah bola air menurun perlahan melalui
mata, selalu nya ada air mata yg tumpah ketika langkah
kaki menapaki masjid, terlebih ketika maqam tiga manusia
agung tampak didepan mata, ada jarak sejarah yang terentang
jauh, namun terasa sangat dekat karena pesan2 agung
terdengar hampir setiap hari yang mendekatkan jarak
sejarah, seolah cerita keagungan mereka baru kemarin
kemarin terjadi.

Assalamu alaika ya Habibullah, Assalamualaika ya
Rasullullah, Assalamualaika ya Abu Bakri, Assalamualaika
ya Umar Ibnu Khatab.

Madinatul munawarah sebuah kota didunia yg selalunya saja
memanggil dari jauh, selalunya saja lorong lorong masjid
maupun menara menampakan dirinya terutama ketika ramadhan
tiba.

Ada cinta yg tak terjelaskan lewat definisi logika, utak
atik rasio dan dekik dekik teori lainnya yg hampa.

Cuma ada hati yg selalunya saja merindukan bila jarak
waktu terbentang terlalu lama

Ya Rasullullah salamun alaik... ya Habibullah salamun
alaik...

Berdoa & termenung di karpet berwarnarna hijau bernama
Raudhoh.... taman diantara taman surga. disisi maqam tiga
manusia agung.

Terbayang nasib negeri, luruh hati, sesak pikiran, ketika
kaum penista agama para pemfitnah Rasul agung, berdiri
tegak dgn jumawa atas nama kebebasan berkeyakinan. ..

Wahai Rasulullah kekasih hati...Akhlaqmu memancarkan kasih
sayang.. Ajarannmu memberi keselamatan. .. Cintamu terpancar
indah sampai diakhir khayatmu.

Ummati...ummati. ...lirih suarmu menjelang ajal. Nasib
ummatMu menjadi panggilan nurani didetik detik akhir
kehidupan..

Dan kini diantara kami, di antara ummat yang kau cintai,
yang akan kau berikan syafaat diakhir hari kemudian.
Mereka memfitnahmu. .. mereka menistakan ajaran Mu.....

Kami tak rela engkau dinistakan kami tak rela ajaranMu yg
suci diselewengkan.

Wahai Rasul kami, wahai penutup para nabi, syafaatmu
memberi keselamatan, Engkau tak rela bila satu saja
diantara kami memasuki Neraka, Engkau meminta dan memohon
pada Pengutus MU untuk menyelematkan seluruh umat melalui
SyafaatMu...

Wahai junjungan kami... jangan lepaskan kami dari
syafaatmu, jangan tinggalkan kami dari umatMu terdahulu,
Wahai sang pemilik pengorbanan, wahai pemilik kesabaran,
satukan kami diantara umatMU yang kau cintai, satukan kami
dalam syafaatmu...

Minggu, 01 Juni 2008

Ganal Hawa dan Taufik Kiemas

ganal hawa… ganal..…..gana wiramanal hawa ramana…
Urimsyil asmarani syabakna bil hawa …..
Amaranal hawa wina ‘isyna ilisyakbakna yukholisna ya habibi..
Syaghalbali yaba yaba…

Ganal Hawa .
( Abdel Halim Hafeds)

Rabu 28 May 2008 Hamid Basyaib mengajak saya bersama teman teman kahmi pro network untuk melihat pertunjukkan Arabian Music, disebuah restoran di bilangan Jakarta Selatan. Hamid mensponsori sebuah Event Organiser bernama Sigma Production yang dikomandani oleh Amera. Hamid yang saya kenal memang lebih kental warna Arabnya ketimbang Islamnya, jadi tak aneh bila Hamid sangat bersemangat bila terlibat dalam hal seperti ini tak tanggung tanggung dia memborong 50 buah ticket masuk.

Sigma Production merupakan EO yang memang memiliki spesialisasi dalam membuat pertunjukkan Arabian Music, kali ini tak main main, mereka men set up ruangan restoran itu menjadi ruang pertunjukkan yang bonafide dengan design lampu maupun penempatan meja yang disusun dengan artistik. Ketika pertunjukkan dimulai maka melentinglah suara piano dengan ruangan yang sengaja digelapkan, lalu terdengar suara seorang penyanyi yang tak nampak orangnya. Sebagian besar pengunjung mencari dari mana datangnya suara itu, tak lama kemudian dari ujung ruangan ditengah penonton paling belakang, seorang berstelan Jas hitam hitam dengan baju berwarana merah maroon berkulit putih berjalan perlahan sambil menyanyikan syair lagu nashibi dunia. Maka tepuk tanganpun bergemuruh. Sang penyanyi bernama Fuad Balfas.berjalan dengan santai menuju panggung tak tampak kepanikan dalam gerakannya, suaranyapun terdengar merdu dan gayanya sangat rileks persis seperti penyanyi Arab profesional pada umumnya, yang suka kita lihat di siaran TV Timur Tengah melalui Parabola.

Tak banyak waktu jeda yang diberikan pada penonton, pertunjukkan pun mengalir dengan lancar yang dibagi dalam empat sesion, dimulai dengan lagu lagu lama berasal dari Yaman seperti narbu’dak, ana baadba galbi dll, namun tidak seperti pertunjukkan gambus pada umumnya yang terkesan asal saja, dalam penampilan kali ini dari mulai urutan lagu sampai kostum diatur dengan apik, bahkan seluruh pemain dan penyanyi berkostum dengan rapih.

Menurut Fuad Balfas mereka melakukan GR satu hari sebelumnya, dan terus menerus melakukan latihan secara individual dihari hari menjelang pertunjukkan. Acara itu memberi pemahaman pada saya bahwa; anak anak muda itu mampu bekerja secara profesional dibidangnya. Berusaha menunjukkan yang terbaik bakat yang mereka miliki.

Disamping Fuad Balfas terdapat pula vokalis lainnya bernama Anis Shahab anak seorang penulis , yang bukunya saya beli sampai puluhan buah untuk dibagikan kepada kawan kawan. Menurut saya buku itu luar biasa bagusnya berjudul DIALAH MUHAMMAD (SEBUAH NOVEL) ditulis oleh Idrus Shahab yang baru saya tahu malam itu Idrus Shahab adalah ayah dari Anis Shahab.

Anis tampil dengan elegan berstelan jas warna hitam dengan baju hitam bergaris putih, Anis tampil sedikit lebih atraktif dari Fuad namun tak mengurangi keanggunan penampilan mereka berdua.

Sekitar jam sebelas malam sesaat setelah Faisal Motik (bang Ical) senior saya di ISAFIS datang, Taufik Kiemas beserta Indah Dahlan yang baru saja menghadiri acara 1000 harinya CakNur di Taman Ismail Mardjuki memasuki ruangan, bersama kawan lainnya yang umumnya saya kenal sebagian besar adalah aktifis.
Ada Chalid Muhammad mantan ketua umum WALHI yang baru saja pensiun kebetulan juga berdarah Arab, Chalid adalah Al Amri dari Palu.

Menjadi kebiasaan bagi saya untuk mengamati berbagai hal, baik hal yang paling kecil maupun yang besar apalagi acara ini dibuat oleh Jamaah dan diisi oleh kalangan Jamaah pula, dan malam itu saya harus berkata; Ternyata Jamaah bisa bekerja secara professional dalam membuat sebuah acara.

Ketika Kiki Amalia vokalis perempuan menyanyikan lagu Ganal Hawa miliknya Abdul Halim Hafedz. Taufik Kiemas yang mengemari lagu lagu Ummu Kulsum tampak sangat menikmati, ketika lagu itu berakhir dia berdiri dan memberi aplaus pada sang penyanyi. Benar apa kata Indah Dahlan, acara ini memang Taufik Kiemas yang minta setelah Taufik Kiemas mendengar cerita dari Indah Dahlan yang melihat Mustafa Abdullah tampil ditempat yang sama beberapa bulan lalu. Ketika Mc menawarkan lagu apa yang diinginkan oleh Pak Taufik maka seketika meluncur dari mulutnya sebuah judul lagu yang selama ini sudah dikenal luas, Haram Tahibak.

Secara umum konser malam itu dapat dikatakan berjalan bagus dan patut diacungi jempol walaupun terdapat sedikit kekurangan disana sini, dan panitia telah berusaha maksimal agar pertunjukkan itu berjalan sopan. Sebagaimana konser musik yang lebih mengutamakan pertunjukkan musikalisasi musik Arab, ketimbang memfasilitasi sebuah pesta gambus yang cuma membuat tempat untuk banyak orang berjoget. Apa lagi setelah munculnya acara Empat Matanya Tukul di saluran TV Trans 7 satu hari sebelumnya, yang menghebohkan kalangan jamaah itu.(saya mendapat beberapa sms bernada negatif atas acara di TV itu). Susunan lagupun dibuat agar lebih klasik dan sengaja diarahkan untuk megerem gairah penonton untuk tampil didepan berjoget.



Namun diantara ratusan orang yang hadir tentu ada saja satu dua orang yang agak nyeleneh. dan saya tertawa ketika mendengar Hamid Basyaib yang liberal itu menggerutu, ketika satu dua perempuan Jamaah berlaku agak berlebihan malam itu, sekaligus meledeknya “katanya Liberal ada perempuan yang kayak gitu kok kesal..?” Dalam hati saya semakin yakin, mau sok seliberal apapun Hamid itu, tapi Arab tetap saja Arab. Gak bakalan suka ada perempuan berlaku berlebihan didepan umum.???