Jumat, 09 Januari 2009

Ibu itu bernama Syahrazat Sauqat Al Bachri (Umi Ayat)

Saya terhempas dalam rasa malu, terpuruk dalam keniscayaan eksistensi yang tak berarti. Seolah dikembalikan dalam titik nol masuk sedalam dalamnya keruang hampa.
Seringkali berada pada ruang publisitas yang sebenarnya tak banyak memberi arti hanya kepuasan artifisial. Hanya sedikit yang saya lakukan namun terkadang mendapat gema besar betapa memalukannya.

Melihat perjuangan seorang Ibu, melihat keikhlasan dengan nyata, seperti diberikan cermin yang menampakan seluruh ruang kekotoran hati dan pikiran kita, memberi tamparan pada kebodohan akan kecongkakan.

Awal saya mengenalnya ketika konflik Ambon sedang bergejolak, ibu ini menghampiri sambil bertanya dengan halus, “anda geis chalifah..?” “iya benar bu.” Jawab saya agak terperajat sambil menaruh dokument dokument Al Irsyad yang sedang saya pelajari di sekertariat PP Al Irsyad. Baru beberapa minggu lalu saya resmi menjadi salah satu pengurusnya.
“saya mendengar anda memberi tempat bagi keluarga pengungsi Ambon di khatulistiwa yang di Jalan Pedati.?” Tanyanya lagi. “iya benar” jawab saya lagi sambil menunggu kemana arah pembicaraan ini selanjutnya.
“kalau boleh saya mau minta tolong pertemukan saya dengan keluarga itu, Insya Allah dalam berbagai majelis ta’lim saya ingin salah satu dari keluarga itu menceritakan sendiri apa yang mereka alami di Ambon.” Sambung ibu ini lagi.
Dengan secepat kilat saya mengiyakan. dan semakin mengenalnya semakin terkagum kagum dan respek dengan apa yang dilakukannya.

Ibu ini tak banyak bicara dia hanya meminta pendapat lalu dia kerjakan apa yang dia mampu kerjakan, dan yang dia lakukan sangat melebihi apa yang kita kerjakan.
Satu hari dia berjalan dari gerbong kegerbong kereta melewati para penumpangdengan membagikan sticker gambar calon presiden pilihannya sambil berkata "inilahpresident pilihan kita, inilah president pilihan kita.." Bukan karena wajah sangpresident atau dia mengenalnya, atau punya keinginan tertentu untuk pribadi tapisemata mata hanya panggilan semangat keislamannya.

Di hari lainnya dia berkata dan bertanya tolong tugaskan saya kedesa desa mana saja yang belum tergarap saya bersedia untuk mendatanginya , dengan biaya yang dia cari sendiri pula.
Saya katakan di Jakarta sinipun masih banyak yang dapat kita lakukan dan belum tergarap. Kalau begitu banyak majelis ta’lim saya diberbagai pelosok akan saya datangi semuanya. Besar sekali harapan dan semangatnya untuk menjadikan Amin Rais menjadi President di masa itu.

Seminggu sebelumnya Umi Ayat berkata; akan pergi kesebuah kota di Jawa untuk menyadarkan mereka agar tidak salah memilih, pada saat bertemu lagi Umi Ayat bercerita ; saya baru kembali dari kota itu, namun saya tidak berhasil sulit sekali menyadarkan orang orang itu.
Saya tercengang, kekuatan apa yang ibu ini miliki ? dia berkata dan dia lakukan, tanpameminta tanpa memberi kesan saya sudah berjuang. Dia hanya berkata katasejujurnya apa yang ingin dilakukan dan lalu dilaksanakan dengan sepenuh hati.

Seorang Ibu Tua berjalan dengan tongkat dengan badan yang besar dan pasti melelahkan, namun semuanya menjadi mudah untuknya padahal beliau baru saja keluar dari rumah sakit.

Dalam kesempatan lain setelah Tsunami melanda Aceh Umi Ayat meminta waktu untuk berbicara disebuah forum tentang kebutuhan mesin jahit untuk para perempuan di Aceh. Dimana dia bulak balik melakukan perjalanan kesana untuk sebuah kata.. “EMPATI”.
Umi Ayat memiliki empati bukan dalam basa basi apa lagi sekedar lips service tapi dalam bentuk perbuatan.

Suatu ketika dada saya sempat berdegup kencang ketika Umi Ayat marah dan berteriak, apa pasal ? Dalam sebuah pertemuan di Cilacap yang bertujuan terjadinya islah dalam tubuh PP Al Irsyad. Umi Ayat menghendaki Musyawarah agar masing-masing kubu para ketuanya mengundurkan diri dengan mengganti dengan ketua umum baru yang tidak terlibat dalam konflik. Yusuf Usman Baisa menolak dengan berdalih “inilah demokrasi kita harus mendahulukan hak setiap orang dalam memilih ” dan Umi Ayat pun berteriak dengan lantang. “Yusuf !!! anda berda’wah dimana mana tapi kamu mendahulukan demokrasi ketimbang musyawarah!! !!!” Saya bergetar melihatnya bergetar mendengar teriakan spontan Umi ini yang sudah tak mampu menahan emosinya. Pilihan untuk mundur bagi Hisyam Thalib yg sudah disetujui oleh semua fungsionaris PP demi tercipatnya sebuah perdamaian, namun ditolak oleh Kubu Faruk Zein Bajabir melalui Yusuf Baisa dengan alasan demokrasi. Dan Umi Ayat seorang perempuan lembut hati, tak kuasa menahan emosinya melihat Al Irsyad terpecah belah untuk sebuah kata sakti ; yang bernama EKSISTENSI KELOMPOK dengan alasan demokrasi. Saya menunggu jawaban selanjutnya tapi urung, karena mata Umi yang sangat mencintai Al Irsyad ini, dimana bertahun tahun dia bergelut didalamnya untuk berda’wah kadung basah oleh air mata. Saya melihat senyum kemenangan di wajah para penentangnya, dan getir melihat wajah Umi ini berubah sendu.

Kamis 8 Januari 2009 kami melakukan demo di kedubes Mesir sebagai wujud solidaritas pada bangsa Palestina yang tertindas oleh Isrel. Ketika kami sampai di tempat, sang ibu telah menunggu disana bersama rombongannya. Dia Cuma mendengar dan tanpa bertanya masalah transportasi, logistik dan sebagainya dia ada di sana lebih dulu dari kami.
Dan Umi inipun berorasi, sebuah orasi dengan untaian kata kata yang lahir dari ketulusan dan kasih sayang. Dia mencintai umat Islam dan cinta itu telah memberikannya kekuatan melebihi kemampuan fisiknya.

Dia menggarisi hidupnya untuk sebuah kalimat. BERJUANG UNTUK ISLAM DALAM SETIAP KESEMPATAN.

Umi Ayat.... Izinkan saya mengatakan, Umi adalah simbol ketulusan, keikhlasan,dan kekuatan, dari sedikit orang di masa kini yang berperangai seperti para Umi di 14 abad lalu. Betapa beruntungnya umat islam bila memiliki banyak ibu-ibu seperti Umi Ayat.

Salam.Untuk Nadia dan Helwi juga lainnya yang mengagumi dan mencintai Umi Ayat.

Dibawah ini adalah link video orasi Umi Ayat.
http://www.youtube. com/watch? v=MEivKzjPdAI

8 komentar:

  1. jadi ingin mengenali sesosok umi ayat..
    sampaikan salam, n semangat berjuang untuknya..
    from pemudi al-irsyad..

    BalasHapus
  2. Saya dengar beliau telah wafat hari ini, Jumat. InsyaAllah itu adalah tanda Husnul Khatimah untuk beliau, amin.
    Terimakasih untuk sharing kisah teladan beliau ini.

    BalasHapus
  3. Innalillahi wainnailaihi rojiun...azrakumulloh wa azra'.....krn beliau lebih mengutamakan musyawarah dari pada sistim demokrasi yg syrik...insya Alloh beliau seorang mujahid dan wafatnya dlm keadaan khusnul khotimah...aaamiiinnn.

    BalasHapus
  4. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Semoga almarhumah berada dalam ketenangan di alam akhirat sana dalam lindungan dan maghfirah Allah SWT. Beliau telah menjadi inspirasi untuk bisa meneladani perbuatannya.Pagi ini (Senin, 26 Januari 2010) saya menitikkan airmata ketika mendengar riwayat perjuangan beliau disampaikan dalam acara Deltanesia bersama Farhan dan Mas Hotman.

    BalasHapus
  5. Kak Ayat adalah sepupuku yang sangat baik dalam segala hal, saat aku menikah dia sempatkan untuk bisa ikut hadir bahkan saat aku undu mantu dialah pembawa acara, terakhir aku jumpa lebaran haji Nov 2009, Masya ALLAH dia begitu semangatnya, dengan kelemahan yang derita akibat penyakit yang dideritanya yaitu kalao dia sembuh atau bisa jalan kembali dia akan datangi hotel-hotel dimana banyak orang islam berbuat maksiat dan dia akan bawakan ayat-ayat allah mengingatkannya, sungguh itu membuatku malu sebagai orang yang sehat tapi belum berbuat banyak untuk islam, dan sekitar 2-3 minggu lalu lah saya menelfon beliau begitu semangat dengan memberi doa, semoga ALLAH memberi tempat yang indah untuk beliau.

    BalasHapus
  6. Umi Ayat adalah ustadzah kami yang mengisi taklim kami di Mesjid. Muh. Ramadhan tiap jumat I. kami tadi taklim dan sama sama mendoakan untuk beliau, rasa haru dan air mata mengucur dari kami jemaah beliau, sungguh beliau tak pernah menampakan kesulitan beliau, hidupnya semata-mata hanya untuk perjuangan dakwah Islam. Sungguh sosok beliau sulit dicarikan pengganti,Semoga Allah memudahkan dan melapangkan jalannya, seperti beliau yang selalu melapangkan jalan bagi orang lain . Selamat jalan Ummi, semoga Allah memberikan tempat yang sebaik-baiknya untuk beliau tercinta. Yanti- MT MMR.

    BalasHapus
  7. Beliau adalah wanita hebat, belum ada wanita yang memikirkan nasib orang2 yg miskin.
    Saya salah satu manusia yang telah di selamatkan oleh Umi Ayat dari lembar NARKOBA.
    Surga adala tempat yang tepat untuk beliau....amin

    BalasHapus
  8. umi ayat adalah seorang umi inspirator buat orang di zaman ini yang kesehariannya adalah memikirkan dirinya sendiri dan memupuk kekayaan pribadi, sehingga kesenjangan dinegeri ini terasa tinggi sekali. umi ayat adalah sosok manusia yang baik, karena manusia yang baik adalah manusia yang paling banyak bermanfaat buat orang lain. selamat jalan umi.... dan saya bersaksi bahwa umi adalah orang yang baik.(ASP)

    BalasHapus